BAB II
TEORI ORGANISASI KLASIK
Dalam bab ini akan di bahas perkembangan teori organisasi dan teori klasik sampai sekarang .Teori klasik mendefisikan organisasi sebagai struktur , hubungan, kekuasaan- kekuasaan ,tujuan - tujuan peranan- peranan , kegiatan-kegiatan, komunikasi ,dan factor-factor lainnya yang terjadi bila orang –orang berkerja bersama.
- TEORI BIROKRASI
Biroksasi adalah sebuah model organisasi normatik, yang menekankan struktur dalam organisasi.
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya : The protestant ethic and spirit of capitalism.
Dalam bukunya Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut:
1. Perbagian kerja yang jelas.pembagian kerja atau spesialisasi hendaknya sesuai dengan kemampuan teknisnya
2. Hirarki wewenang yang di rumuskan secara baik.sentralisasi kekuasaan dimana adanya pemisahan yang jelas antara tingkat-tingkat bawahan dan atasan,agar terjamin koordinasi yang terjamin.
3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi.
4. System prosedur bagi penanganan situasi kerja. Tujuannya untuk mencapai kontinyuitas, keseragaman , dan untuk maksud-maksud transaksi.
5. System aturan yang mencakup hak –hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegan jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat
“ impersonal”
- TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa.
Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok:
1. Kegiatan-kegiatan teknikal (produksi,manufacturing,adaptasi ).
2. Kegiatan-kegiatan komersial ( pembelian,penjualan,pertukaran )
3. Kegiatan-kegiatan financial ( pencarian suatu penggunaan optimum dari modal )
4. Kegiatan-kegiatan keamanan ( perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi )
5. Kegiatan-kegiatan akuntansi ( penentuan persediaan,biaya,penyusunan neraca dan laporan rugi-laba,statistic )
6. Kegiatan-kegiatan manajerial ( perencanaan,pengorganisasian,pemberian perintah,pengkoordinasian,dan pengawasan).
- Fayol memusatkan perhatiannya pada dua konsep yaitu : prinsip-prinsip manajemen dan unsure-unsur manajemen.
- Fayol mengemukakan dan membahas 14(empat belas) kaidah manjemen yang menjadi dasr pengembangan teori administrasi yaitu antara lain :
1. Pembagian kerja (devision of work)
Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas,karena seseorang dapat memusatkan dirinya pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Wewenang dan tanggung jawab(authority and responsibility).wewenang adalah hak untuk member perintah.
3. Disiplin (discipline)
ini membutuhkan :
a. Atasan yang baik diseluruh tingkatan
b. Perjanjian kerja yang sedapat mungkin jelas dan bijaksana
c. Sanksi ( hukuman ) yang ditetapkan dengan bijaksana.
4. Kesatuan perintah(unity of command)
Tujuannya untuk mengurangi kekacauan, kebingungan dan komplik.
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
Tujuannya untuk organisasi mengatur tingkat keseimbangan optimum antara sentralisasi dan desentralisasi.
9. Rantai scalar ( hubungan antara tugas-tugas disusun atas dasar suatu hirarki dari atas ke bawah.
10. Aturan (order)
11. Kelanggengan personalia
12. Inisiatif
13. Semangat korps “ persatuan adalah kekuatan”
Ada tiga prinsip organisasi yang dijalankan oleh pemerintah,agama,militer dan bisnis.prinsip tersebut antara lain:
1. Prinsip koordinasi.
Organisasi-organisasi berjalan bila orang-orang sebagai anggota mengkombinasikan usaha-usaha mereka untuk suatu tujuan tertentu secara bersama mencapainya.
2. Prinsip scalar
Pembagian tugas atau kerja dilakukan atas dasar derajat wewenang dan tanggungjawab.
3. Prinsip fungsional. Ini lebih berhubungan antara perbedaan diantara macam-macam tugas.
Empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan,yaitu:
1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi,latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah,agar memungkinkan para karyawan berkerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi,latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan,sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah,perluh dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
- TEORI KLASIK:ANATOMI ORGANISASI FORMAL
Pengertian organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang berkerja bersama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Definisi organisasi formal
· System kegiatan yang terkoordinasi
· Kelompok kerja
· Kerjasama untuk mencapai tujuan
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
· Kekuasaan ,
bisa demokratis atau otokratis[ini sebagai sumber pengorganisasi tertinggi]
· Saling melayani
Ini merupakan legitimasi social pada organisasi.
· Doktrin
Ini merupakan rumusan tujuan organisasi.
· Disiplin
Ini sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.
· Tiang dasar teori organisasi formal
1. Pembagian kerja
2. Proses scalar dan fungsional
Proses scalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada stuktur organisasi.
3. Struktur
Struktur adalah hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi.
Tujuan struktur adalah menyediakan atau memberi wadah pada fungsi-fungsi organisasi ,agar tujuan organisasi tercapai dengan efektif.struktur organisasi meliputi system dan pola.
Teori klasik menyatakan bahwa organisasi mempunyai dua struktur dasar yaitu:
A. Lini
Organisasi lini adalah berkaitan dengan rantai perintah utama yang dikembangkan langsung dari fungsi-fungsi organisasi –produksi keuangan –dan distribusi barang atau jasa(fungsi operasional).
B. Staf
Organisasi staf adalah berlaku sebagai penasehat dan berfungsi sebagai penyedia fasilitas untuk lini.
4. Rentang kendali
Ini berhubungan dengan berapa banyak seorang atasan dapat “mengendalikan” bawahan secara efektif.
Rentang kendali bersifat:
a. Struktur flat ( bersifat lebih mendatar )
b. Struktur tall ( bersifat melunjang )
BAB III
TEORI ORGANISASI NEO KLASIK
Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan noe klasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
- HUGO MUNSTERBERG
Sebagai pencetus psikologi industi yang sangat diakui luas serta seorang penulis buku yang paling terkenal yang berjudul “Psychology and Industrial Efficiency”. Dia mengembangkan metoda-metoda tes psikologi ilmiah untuk mencari karakteristik physic dan mental individu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Pendekatannya banyak didasarkan pada manajemn ilmiah Taylor. Jadi, pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi. Sebagai tambahan, Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor soial dan budaya tehadp organisasi.
- PERCOBAAN-PERCOBAAN HAWTHORNE
Percobaan ini dimulai pada tahun1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga Riset Nasional). Percobaan ini dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi kerja para karyawan. Penemuan Hawthorne pertama ini dapat menunjukkan bahwa ada variabel-variabel lain disamping kondisi-kondisi kerja physic yang mungkin mempengaruhi perilaku para karyawan.
Percobaan kedua dimulai pada bulan April 1927, yang melibatkan kelompok kecil pekerja yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik. Ternyata dapat dirumuskan bahwa moral meningkat ataupun tidak tergantung seberapa besar perhatian yang bersifat pribadi, individual dan simpati yang diberikan kepada karyawan plus struktur sosial kelompok kerja. Jadi, para peneliti Hawthorne mengemukakan betapa pentingnya perasaan dan sikap para karyawan serta kelompok-kelompok kerja mereka.
Bulan November tahun 1931 akhirnya para peneliti melakukan percobaan terakhirnya yang mempunyai tujuan agar lebih memahami bagimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi bisa dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi yang bersifat informal.
KRITIK DAN USUL PERUBAHAN NEO KLASIK PADA TIANG DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL
Pembagian Kerja ( Division of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan, tmbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada (“lack of rule”) dan disiplin diri menjadi berkurang (“lack of self-discipline”). Di samping itu orang menjadi bingung, takut bertanya dan merasa dirinya diabaikan (“alones among many”) yang bisa mengakibatkan timbunya gejala depersonalisasi dan dysfunetion, sehingga orang tidak lagi kooperatif. Oleh karena itu teori ini mengemukakan perlunya :
- Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam mengambil sebuah keputusan bersama
- Perluasan kerja agar setiap orang dapat memperluas kemampuan dan keahlian dalam bidang lain.
- Manajemen Bottom-Up yang member kesempatan kepada para junior untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan manajemn puncak.
Proses-proses Skalar dan Fungsional
Proses ini dapat menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Asumsi yang dipergunakan teori klasik mengenai proses pendelegasian adalah bahwa kapsitas ( kemampuan) individu sama dengan wewenang ( memerintah atau menugaskan ) fungsinya. Teori klasik mempunyai “pemecahan klasik” untuk masalah dimana kapasitas lebih besar daripada wewenang, atau sebaliknya, kapasitas lebih kecil daripada wewenangnya.
Struktur Organisasi
Tentang struktur organisasi, teori neo klasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Pergeseran-pergeseran ini terjadi terutama antara orang-orang operasional (lini) dan orang-orang staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah :
- Perbedaan tugas
- Perbedaan umur dan pendidikan
- Perbedaan sikap
Rentang Kendali
Pada teori neo klasik, rentang yang pendek dapat mengakibatkan pengawasan yang ketat, sedangkan rentang yang luas dapat memerlukan pendelegasian yang baik dengan mengurangi pengawasan. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang-kadang yang satu lebih baik daripada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara pasti.
PANDANGAN NEO KLASIK TERHADAP ORGANISASI NFORMAL
Organisasi informal dapat diartikan kelompok-kelompok alamiah yang terbentuk sebagai hasil interaksi di antara para karyawan dalam situasi kerja mereka. Organisasi ini muncul sebagi tanggapan akan kebutuhan sosial manusia agar dapat bekerja sam dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan organisasi informal yaitu :
- Lokasi
- Jenis pekerjaan
- Minat
- Masalah-masalah khusus
Selama pendekatan menghadapi organisasi informal dipusatkan pada menajemen, cukup beralasan untuk memperkirakan bahwa standar dan norma-norma kelompok informal dapat menyebabkan tidak jalannya kebijaksanaan organisasi formal. Maka dari itu harus dihasilkan keselarasan antara kedua bentuk organisasi ini.
BAB IV
TEORI ORGANISASI MODERN
Aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen adalah teori modern, yang kadang-kadang disebut juga system pada organisasi. Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus-bila iongin mempertahankan kelangsungan hidupnya-menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Organisasi dan lingkungannya adalah saling tergantung pada yang lain sebagai sumber.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Teori modern dalam banyak hal yang mendasar berbeda dengan teori klasik. Pertama, teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi melalui analisa dan metoda ilmiah. Kedua, ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koodinasi, skalar dan vertikal. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori, mengubah teori klasik dengan menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan probabilistik. Organisasi terdiri dari antar hubungan bagian-bagian dalam suatu sistem, ada badan-badan yang dihubungkan dengan tali elastis. Sebagai suatu sistem, terdapan 3 uynsur organisasi:
1. Unsur struktur yang bersifat makro
2. Unsur proses yang juga bersifat makro
3. Unsure perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro
Ketiganya saling kait-mengkait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.
Teori Sistem Umum
Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah unum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengatahuan organisasional universal dangan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal.
Beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem yaitu:
1. Struktur statistic --- yang meruoakan tingkat rangka dasar, anatomi suatu sistem.
2. Sistem dinamik sederhana – tingkat mesin jam, dengan gerak-gerak tertentu.
3. Sistem sibernetik – tingkat termostat, sistem bekerja untuk menjaga keseimbangan melalui proses pengendalian diri.
4. Sistem terbuka – tingkat pemeliharaan diri yang berkembang dan meliputi organisme yang hidup.
5. Sistem genetika social – tingkat masyarakat sel, yang ditandai dengan pembagian kerja.
6. Sistem hewani – tingkat mobilitas yang ditunjukan dengan adanya perilaku yang diarahkan pada tujuan.
7. Sistem manusiawi – tingkat dengan symbol komunikasi dan interpretasi.
8. Sistem social – tingkat organisasi social.
9. Sistem transedental –tingkat terakhir dan absolute, merupakan struktur yang sistematik tetapi tidak dapat diketahui hakekatnya.
Konsep sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Secara ringkas teori organisasi modern dan teori sistem umum, mempelajari:
1. Individu-individu dalam keseluruhan dan pergerakan individu didalam dan diluar sistem.
2. Interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
3. Interaksi diantara individu-individu dalam sistem.
4. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
Teori Organisasi Dalam Suatu Sistem Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adfalah multidispliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi, teori adminidtrasi, ekonomi psikologi, ekologi, operation research, dan banyak bidang-bidang lainnya. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum.
Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional—analiotiknya, ketergantungannya pada data riset emprik, dan diatas semuanya, sifat pemanduan dan pengintegrasiannya. Macam-macam unsur yang tecakup dalam analisis sistem, yaitu bagian-bagian organisasi sebagai suatu sistem, interaksinya, proses-proses dan tujuan-tujuan sistem.
bagian-bagian dari sistem dan saling ketergantungannya. Bagian dasar pertama sistem adalah individu, dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
Bagian kedua sistem adalah penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal. Merupakan pola hubungan antar pekerjaan-pekerjaan yang membangun struktur pada suatu sistem.
Bagian ketiga dalam sistem organisasi adalah organisasi informal. Individu mempunyai kebutuhan melalui kontaknya dengan orang lain dalam pekerjaannya.
Bagian keempat adalah struktur status dan peranan. Harus ada peleburan pola perilaku timbal balik peranan yang dimainkan oleh organisasi formal dan informal.
Bagian kelima adalah lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan. Walau pun hal ini implisit pada organisasi formal dan fungsi-fungsinya.
Proses-proses hubungan dalam sistem. Teori organisasi modern menunjukan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusiadalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut yaitu:
1. Komunikasi sering disebut juga dalam teori neoklasik, tetapi tekanannya pada deskripsi bentuk kegiatan komunikasi, yaitu formal-informal, vertikal-horizontal dan lini-staf.
2. Konsep keseimbangan adalah mengenai penyeimbangan mekanisme yang dicapai dengan jalan menjaga hubungan structural yang harmonis antar bagian-bagian dalam sistem.
3. Proses pengambilan keputusan adalah variable internal dalam suatu organisasi yang tergantung pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan individu, motivasi dan struktur organisasi.
Tujuan-tujuan organisasi ada tiga tujuan utama yaitu yang saling berhubungan, seperti dalam kasus berbagai sistem kompleks, atau hasil akhirnya saling tergantung. Tujuan-tujuan ini adalah pertumbuhan, stabilitas dan interaksi.
PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
pendapatan-pendapatan manajemen terdiri dari:
1. pendekatan proses
pendekatan proses dalam manajeman juga disebut pendekatan fungsonal, operasional, universal, tradisional, atau klasik.
Henri fayol adalah ahli yang paling erat hubungannya dengan proses klasik. fayol mengemukakan 5 fungsi manajemen yaitu:
1. perencanaan
2. pengorganisasian
3. pemberian perintah
4.kordinasi
5.pengawasan
2. Pendekatan keperilakuan
pendekatan keperilakuan muncul karebna ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik. pendekatan ini, sering disebut dengan hubungan manusiawi, mengemukakan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan eesiensi produksidan keharmoniusan kerja, karena mengabaikan faktor perilaku msing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi.
3. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif sering dinyatakan dengan istilah manajement sceince atau operations research(OR). menuruit pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagaiu bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik untuk memperoleh hasil optimum.
4.pendekatan sistem
Pendekatan sistem dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandang teori sistem umum atau analisis sistem. Analisis berbagai sistem manajemen khusus meliputi bidang-bidang seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, akutnsi, sistem informasi, dan mekanisme-mekanisme perencanaan dan pengawasan.
5. pendekatan contingency
Para teoristis pendekatan-pendekatan proses, kuantitatif, keperilakuan, dan sistem dalam manajemen tidak mengintegrasikan lingkungan dan sering menganggap bahwa konsep-konsep dan teknik-teknik mereka mempunyai sifat terap univrsal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar